BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perhitungan
Adapun perhitungan dari laporan
praktikum hidrodinamika ada sebagai berikut :
A).
Pengkerutan (Shortening) adalah
selisih antara panjang jarring yang sebenaranya dengan tali ris biasanya dan
dinyatakan dalam persen adalah selisih
panjang jarring dan panjang tali ris dibagi dengan panjang jarring.
![]() |
Rumus : S
×
100 %

Keterangan :
S = Shortening
L = Panjang Tali ris
I = Panjang Jaring Tegang
Jadi diketahui shorteningnya 0,16 dan
panjang tali ris adalah 20 meter
dan panjang jarring tegang adalah 24 meter adalah sebagai berkut :
DiKetahui
: S = 0,16
I = 20 m
L = 24 m
Ditanya
: S ?
Jawab :
× 100 %


= 16,666
B).
Hanging adalah merupakan perbandingan antara panjang tali ris dengan panjang
jarring dalam persen.
Formulanya
: 

Ket :
H
: Hanging Rate
I
: Panjan Tali Ris
L
: Panjang jarring tegang
Jadi diketahui Hanging rate 0,83,tali ris 20 dan Panjang jarring tegang 3,5 adalah
sebagai berikut :
Diketahui
: H : 0,83
I :20
L :3,5
Ditanya:
H ?
Jawab
:


=
571,42
Jadi kedua formula diatas saling berhubungan
antara shortening dan hanging ratio sehingga dapat dicari dengan rumus :
H
+ S = 100 %.
Dimana
:
Diketahui
: H = 0,83
S = 0,16
Jawab
: H + S = 100 %
= 0,83 + 0,16
= 0,99 %.
4.2 Analisa Data
Dari
praktikum hidrodinamika di pelabuhan mayanyan diperoleh data sebagai berikut dimana
data kapalnya adalah nama kapal KM.Jaya Sempurna dengan jenis kapal kayu mesin
D.16 Fitzu dengan GT 22 dan jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat
tangkap cantrang.
Data dari alat tangkap
cantrang yang diperoleh adalah panjang alat tangkap 24 meter,panjang pelampung
18,lebar 6,tinggi 30,bentuk bulat,mesh size 2,5 inchi,bentuk benang PE, tanda
simpul mati,Jumlah pelampung 16 buah,berat seluruhnya 20 gram,diameter benang
1,5,hanging ratio 0,83,shortening 0,16.
Kemudian
data pemberat yang diperoleh adalah bahan timah,bentuk silinder,Panjang 2 cm
tinggi 1,4 cm,diameter 15 cm,berat seluruhnya 30 gram. Setelah itu tali yang
diperoleh panjang tali ris atas 20 m,panjang tali ris bawah 25 m,dan tali
pelampung20 m,dan tali pemberat 25 m,dengan diameter pada tali ris atas 3,5 dan
tali ris bawah 3,5 kemudian tali pelampung 5,5 dan tali pemberat 5,5.dan warna
yang digunakan adalah warna biru kemudian bahannya adalah PE.
4.3 Pembahasan
Adapun
pembahasan dari praktikum hidrodinamika di pelabuhan mayanyan adalah sebagai
berikut dimana di peroleh nilai shorteningnya adalah 16,666.dan nilai hanging
rationya adalah 571,42.dan kemudian kesamaan dari shortening dan hanging
rationya adalah 0,99 %.
Tehnik operasi
penangkapan pada alat tangkap Cantrang terdiri dari dua bagian adalah sebagai
berikut:
Ø Setting (Penurunan Alat Tangkap)
·
Persiapan,
Operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang. Setelah
ditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan
dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap
jarring
·
Setting,
Sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan terlebih dahulu
arah mata angin dan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin
akan mempengaruhi pergerakan kapal, sedang arus akan mempengaruhi pergerakan
ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga
mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.
·
Untuk
mendapatkan luas area sebesar mungkin maka dalam melakukan penebaran jaring
dengan membentuk lingkaran dan jaring ditebar dari lambung kapal, dimulai
dengan penurunan pelampung tanda yang berfungsi untuk memudahkan pengambilan
tali selambar pada saat akan dilakukan hauling. Setelah pelampung tanda
diturunkan kemudian tali salambar kanan diturunkan → sayap sebelah kanan →
badan sebelah kanan → kantong → badan sebelah kiri → sayap sebelah kiri → salah
satu ujung tali salambar kiri yang tidak terikat dengan sayap dililitkan pada
gardan sebelah kiri. Pada saat melakukan setting kapal bergerak melingkar
menuju pelampung tanda
Ø Haulling (Penarikan Alat Tangkap)
·
Setelah
proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selam ± 10 menit
untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada saat
hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat
penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring. Penarikan
alat tangkap dibantu dengan alat gardan sehingga akan lebih menghemat tenaga,
selain itu keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kiri kapal lebih
terjamin karena kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yang
bersamaan. Dengan adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan
bergerak saling mendekat dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam
kantong jarring.
·
Setelah
diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat mungkin
dilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal → tali
salambar sebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan
sebelah kanan → mesin gardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong
utama hingga kapal bergerak berlahan-lahan → jaring mulai ditarik → tali
salambar digulung dengan baik saat setelah naik keatas kapal → sayap jaring
naik keatas kapal → mesin gardan dimatikan → bagian jaring sebelah kiri dipindahkan
kesebelah kanan kapal → jaring ditarik keatas kapal → badan jaring → kantong
yang berisi hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil
tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata
seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan setting selanjutnya tidak
mengalami kesulitan.