Pages

Saturday, November 5, 2016

Keeogoisan

Maafkan aku tidak bisa datang dan menemui lagi.
Bukankah aku tidak pernah datang sejak awal. Pertanyaanya kenapa aku harus datang ” lagi?”
Haruskah aku datang setelah sekian lama tidak Nampak?
Apa aku harus muncul di saat-saat seperti ini?
Tidak aka nada yang berubah, jika bertemu dengannya bisa merubah dan mengembalikan keadaan yang sekarang menjadi seperti dahulu, akum au. Tapi, tak ada yang menjamin dengan menemuinya akan mengembalikan sesuatu yang hilang kemarin. Jadi apa perlu aku harus datang?
Ada keperluan apalagi sehingga mengharuskan aku datang. Ketika sudah tenggelam, tenggelam saja. Kenapa harus muncul lagi di permukaan. Itu yang seharusnya dilakukan bukan?
Aku mungkin orang yang egois sekali tapi itulah aku, hahhaha.

Maafkan aku atas semua hal yang telah terjadi. Sudah. Terimakasih.

Saturday, August 6, 2016

Rahasia Hati…
di Kepanjen City
Aku tak pernah menyangka seperti ini
Dulu aku mengira dia pilihan terbaikku
Tapi kini ku salah mengartikannya
Di dalam hatiku yang telah terbingkai dirinya….
Itulah yang di rasakan Asar, gadis manis yang kini bersekolah di SLTA terfavorit  di Kepanjen yang telah mengenal seorang pria dewasa yang sebelumnya adalah seniornya itu.Awalnya Asar tak tahu siapa dia, “siapa sich di lingkungan nya yang tak kenal dia? Mungkin dulu akulah orangnya” Karena sifat cuek dan ogah itu kadang ia tak mendapatkan sedikitpun cinta, ya apa yang di namakan cinta aneh dan langka di  telinganya.Dimulai dari hubungan yang tidak di sengaja terjalin itu Asar di minta menghubungi sang cowok yang berinisial K ini, siapa sich dia? Hati Asar sesering mungkin tak ingin memikirkan tetapi apa yang berontak dalam hatinya itu tak terdengarkan.
Pria yang sebenarnya memiliki nama Khoir itu, teramat sempurna bagi Asar. Semenjak itu hubungannya dengan Khoir bagaikan kain sutera yang halus dan pada akhirnya pertemuan kembali menakdirkan mereka.
“Pertama kali ku menatapnya, tak ada yang istimewa. Tak terbisik di hati ini untuk tertarik padanya, jadi nyantai aja gak bakalan ada masalah jika aku mencoba ajakannya”.
Dalam sekejap Asar sudah bersamanya menyusuri jalan hingga menghabiskan waktu seharian tanpa terasa,” Aku merasa pria yang ada di sampingku ini berbeda dan membuatku ingin lebih mengenalnya, ada kehampaan dan kesepian di sorot matanya yang menyimpan sejuta kerinduan pada seseorang  bersamaku terpancar perubahan mata teduhnya yang  dalam wajahnya ada sesuatu yang tak aku tahu sepertinya ingin di ceritakan kepadaku…”
Dalam perjalanan sore yang kian sang Surya menutupi kecondongan hingga keinginan meredup dalam bingkai senjanya. Tanpa memintanya,Khoir pun membuka kisahnya….
Kisah tiap kata yang di ucapkan Khoir mungkin tak dapat begitu saja di percaya oleh Asar,setiap kata kehilangan yang di torehkan, kesendirian yang tak pernah terobati, kisah cinta yang di alami Khoir hingga Asar sedikit mengerti. Pria ini mengalami kekosongan hati yang cukup lama hingga terbersit di hati Asar ungkapan doa yang tak di sengaja, “ Semoga ada yang bisa mengobati luka di hatinya”.
Pria yang tiap detiknya berubah sifat dan sikapnya, tetapi inilah keunikan dan rasa penasaran bersemayam dan di kedamaian itulah tersematnya cincin kenanganku yang sebelumnya menempati jemarinya. Janji untuk menjaganya, tetapi ada keraguan yang memberatkan Asar, entahlah apa itu?
Dia, si Khoir itu seenaknya membuang cincin berharga ,Asar berkata cincin itu adalah cincin biasa, walau dia tahu harus dusta kepadanya tapi hal itu karena hanya ingin melihat senyumannya. Menelusuri jalan menuju Kanjuruhan dan sesuatu yang mengejutkan, Khoir memintanya dengan amat…..Membawa tangannya dan memeluk tubuh Khoir, dekapan tangan dan dengan kehangatan yang berbeda. Tiba saat berpisah dalam lambaian tangan dan Khoirpun membalas dengan senyuman di bibirnya, sebuah senyuman tak terasa bagaikan terlilit berperi untuk menahan duka yang tersisa.
“  Malam ini sempat wajahnya melayang di pikiranku, ku anggap kenangan sesaat itu biasa, ada sekelebat tanya tentang keberadaannya, namun tak ingin ku pedulikan sesuatu yang ada,” itulah kiranya puisi hati pada malam kesendirian itu.
Teringat jelas saat aku mengajaknya menikmati dunia, dengan menyanjungkan munajat kepada sang Pencipta, berdoa bersama di kala Dhuhur tiba, tetapi bagaimana reaksinya? “ Aku tak pernah melakukan kewajiban hanya karena seorang wanita yang mungkin baru ku kenal, tetapi jika aku memang ingin melakukan dan ada hidayah tanpa di perintah pun aku melakukannya, mungkin suatu malam ku sendiripun akan melakukannya”. Seperti itulah sekiranya ajakan Asar  yang ditolak, walaupun ku paksakan dengan kelembutan hanya kata “tidak” yang keluar dari mulutnya. Asumsi yang ku dapat dari yang bernilai positif ada hal yang sangat mengagumkan karena Khoir tidak mudah terpengaruh tetapi di sisi lain Khoir harus menjalankan kewajibannya sebagai orang yang mengaku muslim kan? Asar kadang berfikir akankah dia memang baik, penipu,playboy atau seperti apakah Khoir? Sudahlah tak perlu memikirkannya karena tak ada yang bisa menjawab hanya tinggal mengalun pada waktu.
Suatu malam handphone ku berdering yang menandakan ringtone ada yang memanggil, setelah beberapa lama Asar pun menengoknya.
“ Tumben ini orang telepon, biasanya sms doank…” batinku dengan penasaran.
Aku pun menekan tombol hijau untuk menjawabnya, dan dari seberang sana terdengar suara yang setengah parau. Ku simak baik-baik rangkaian kata per kata dan kalimat yang di bicarakan .
            “ Haaa….malam ini? Ketemu malam hari seperti ini? Ada apa memang, aku males keluar nich….” protes Asar kepada Khoir.
            Khoir pun menimpali,” Aku ingin berbicara penting sama kamu, pliiisss….aku sebentar lagi akan kesana, ke tempat biasa kita ketemuan yaa…aku tunggu ….!”
 Seperti biasa kamipun bertemu di tempat makan langganan yang sudah tutup,tak banyak yang di katakan malam itu hanya saja seakan wajahnya mengandung keseriusan, tetapi Asar berpura-pura tak melihat bagaimana wajah putih yang ada di hadapannya menatap tajam tak terhiraukan. Ku dengar beberapa kalimat kelur dari bibirnya yang telah sekian detik terkunci.
            “ Melihat wajahmu ada rasa nyaman dan sejuk kedinginan di dalam hati “. Ada maksud yang sulit termaknai dan terlihat tangan Asar di raih dalam jemari tangan dengan kelembutan, lama kelamaan sangat erat tak terlepas.
Hati yang Asar genggam kembali merangkai kata- kata yang terpaut ke dalam sudut – sudut yang tak terkendali, Asar mencoba menjawab sebuah pengakuan yang di utarakan Khoir dengan lagak biasa khas milik Asar.
            “ Sejujurnya aku malu tahu gak sich, di tatap kamu kayak gitu…biasa aja lah “. Itulah reaksi ucapan yang keluar dari bibir merah milik Asar.
            Wajah Khoir yang sedari tadi tak menyunggingkan senyuman selepas pertemuan ini berkata lebih serius dengan menatapku seakan elang yang ingin mencengkeram mangsa di hadapannya. Kata demi kata itupun terucap kembali dan terdengar menggelegar.
            “ Apakah kamu ingin mengenalku lebih jauh ?” kata Khoir yang tetap erat memegang tangan Asar.
            Perasaan yang Asar kini rasakan hanya heran dengan pertanyaan ini ,tetapi tak ada salahnya bermain- main dengan menjawab tantangannya , “ Kenapa tidak, aku hanya ingin tahu seperti apa sich kamu itu?”
            Dan waktu tak bisa terkompromi lagi harus berhenti dan mengakhiri perbincangan yang merangsang daya tarik seorang Asar yang tahunya hanya bermain-main dengan keadaan. Asar pun melepaskan genggaman tangan dan berbalik membelakanginya, ingin ku lambaikan tangan tanda perpisahan. Saat berbalik, tangan Asar di hela dengan jemari-jemari yang kuat dan tiba- tiba …..
Ada kecupan hangat yang menetap di kening Asar, secara “spontanitas”…tak menyadari hal itu.
“ Inilah yang ingin ku lakukan sebelum berpisah dengan mu wanita terindahku, maafkan aku “ kata Khoir yang samar terdengar.
            “ Ah…emh iya aku pergi dulu ya…”pamitku.
Apa yang terjadi, terasa terhipnotis hati yang telah lama beku ini, balasan senyum malah terpaut di wajahku dan tanpa sepatah kata yang tak bisa keluar pun Asar melangkah pergi.Teriakannya yang melengking jelas mencapai titik pendengaran.
            “ Hubungi aku dan sms yach………!”
Asar langsung menoleh kearahnya dengan anggukan kepala dan tersenyum pada Khoir.
Asar berkali-kali menyentuh keningnya, jejak sentuhan bibir Khoir. Asar tak percaya, secepat inikah Khoir memperlakukannya? Kecupan pertama dari seorang pria yang ia  anggap dewasa, dulu setiap lelaki yang ingin meciumnya bisa di elak dan di tolak dengan sangat, tetapi apa ini??? Kenapa Asar bisa tunduk dengan lelaki yang baru di kenalnya ? Meneruskan kisah lewat angin yang mengudara hingga mendengar suaranya menerpa telinga pada malam yang tak terduga pula.
“ Maukah kamu jadi kekasih hatiku?” Khoir mengutarakan perasaannya.
Asar  hanya diam dan tak percaya dengan kata-kata yang di torehkan Khoir itu dan ingin hari esok menjawabnya, tetapi atas desakan itu aku mulai merangkai jawaban. Ku mulai ucapan ini, “ Aku….”
            Lalu diam tak meneruskan perkataan ini lagi, Asar sedikit menggoda cowok yang tinggi putih itu, dengan nada tidak sabar Khoir mengeluh.
            “ Apa? Lama banget jangan buat aku deg-degan donk, Sar…..!”
Asar melanjutkan jawabannya, “ ternyata aku…..”
“ Aku apa sich…kamu gak nerima aku?” sela Khoir dengan nada memelas di seberang sana.
            “ Tidak….tidak…..bisa…….” terbata-bata aku mengucapkannya, entah ini keputusan yang benar atau yang memang dari lubuk hatiku.
            “ Aku sudah menduganya ”  sahut Khoir.
            “ tidak bisa menolak kamu….” suaraku terdengar lirih.
Diam seketika, beberapa saat pun ada tawa kecil setelahnya. Asar mendengar Khoir mengatur nafas, “ Terimakasih ku sangat bahagia “
            Ku tak tahu inikah yang ku harapkan? Benarkah kata – kata tersebut mengalir deras dalam pikiranku, tapi ada sesuatu yang Khoir tidak tahu.
“ Sejujurnya Asar hanya ingin mencoba bersamamu, ingin melihat kemurnian senyuman dari wajahmu dan itulah aku berani mengambil keputusan tersebut” batin Asar  berbicara.
 Tepat tengah malam, perasaan yang kian mencekam hatinya, Asar tak menyadari akan seperti ini, dulu baginya sekedar hanya ingin bermain – main layaknya yang di lakukan selama ini, tetapi ternyata kini rasa sayang benar – benar ada. Kini bagaikan candu jika tak terdengar suaranya dalam detik-detiknya Asar, setiap hari dan malam selalu terngiang sapaannya dan hampir tiap malam di habiskan dengan Khoir. Asar mengorbankan sisa waktu tidurnya dengan berbagi kisah dan cinta dengan Khoir melalui udara cinta.
“Ana uhibbu ilaika….aku sangat mencintaimu , aku ingin sekali bertemu kamu Asar, malam ini juga, saat ini juga, menghabiskan malam ini dengan menatap bintang-bintang yang bersinar di langit suram mengharu biru dengan nyanyian cinta kita….” kata – kata indah yang keluar dari mulut Khoir.
“ Anak ini …bagus juga kata- katamu dasar pinter gombal, kamu pasti playboy” jawab Asar dengan singkat.
” Aku lebih tua dari kamu tahu di bilang  masih anak, awas yaaa entar….Asar belum mengantuk? Apa Khoir perlu menyanyikan lagu untuk pelelap tidur agar esok pagi sebagai penyemangat harimu?” Khoir yang memiliki suara khas ala Ariel Peterpen dan pandai bermain dalam petikan gitar itu menawarkan sesuatu yang sangat ingin aku terima.
“ Oke dech…yang bagus yaaaa….” jawab Asar semangat.
“ Kalau aku ngggak mau yeeeee……? Goda Khoir.
“ Apaan yang nawarin tadi siapa, ayolah….Khoir kan cakep, baik hati lagi….” Rayunya.
“ Dasar kalau ada maunya aja….” Khoir pun mulai terdengar memetik gitar yang melodinya teratur dengan irama-irama penuh kesenduan.
Teringat saat ku memegang tangannya , bekas petikan gitar listrik yang ada di tangannya menyisakan luka. Terlalu keras, tetapi itulah kegemarannya, kecintaannya dengan musik. Saling berbagi masa dan kisah dalam cerita, tanpa ku sadari kebiasaan itu mendarah daging, kebiasaan yang menumbuhkan rasa sayang yang tak tebendung di hati Asar , sangat indah menurutnya. Berbagi cinta dengan cowok berkulit putih dan jangkung itu, yang memiliki perbedaan menonjol dengan diri Asar. Sampai – sampai untaian nama tersimpan dengan baik di hatinya, “ASKHO”, Asar dan Khoir , nama yang unik dan jarang di pakai banyak orang.
Perasaan ini bagian dari buih cinta
Tak sadar tumbuh menghiasi hati
Saat ku mulai merasakannya
Ada gelombang dasyat yang menerpa
Sebelumnya Asar hanya mencoba menjalin hubungan dengannya, tetapi hatinya benar-benar terpenjara, menyisakan banyak kenangan pada pertemuan – pertemuan  berikutnya. Selang beberapa hari berikutnya Khoir tak tahan menelan rindu yang semakin menjadi dan ia mendesak Asar untuk bertemu lagi.Kali ini pertemuan yang sangat tak terduga, Asar memakai gaun batik ala long dress dengan tipikal Solo namun sesuai dengan tubuhnya, di lengkapi pita merah menyala sebagai hiasannya. Memakai higheels yang mugil nan cantik menambah kesempurnaan hari itu.
“ Ayoo…kita pergi !” ajak Asar sambil menggandeng lengan Khoir.
Khoir yang terperanjat kaget terpaku dalam pandangannya,meniti setiap sela-sela bagian tubuh Asar, mata yang indah di liputi denan bulu matanya yang lentik bukan karena maskara tetapi alami adanya membuat Khoir terpesona.
“ Ayooo…kok diem aja sich?”terhenyak Khoir akan sentakan Asar.
“ Oh…bidadariku kamu nampak berbeda “ucap Khoir tanpa sadar.
“ Apa sich….biasa aja” Asar tersipu malu.
Asar dan Khoirpun pergi ke sebuah taman yang indah dengan hiasan bunga – bunga mawar dan terdapat sebuh meja dengan berbagai menu makanan yang tak terlupakan adalah lilin sebagai cahaya binar di malam itu.Cukup romantis.
“Silahkan….tuan puteri…!” goda Khoir.
“ Terimakasih pangeranku…” jawab Asar.
Setelah makan malam bersama itu Khoirpun mulai berbicara yang serius.
“ Sar..ntar kita melihat bintang di sini aja ya ?” berharap malam ini di habiskan berdua.
Asar masih meneguk cappuccino kesukaannya,walaupun di saat apapun cappuccino tak lepas dari minuman favorit ketika makan, itulah hal yang tak pernah ingin di hilangkan. Ada sisa bekas tegukan di bibir Asar, yang membuat Khoir tertawa geli. Meja yang tak memisahkan jarak panjang itu, setidaknya memegang tangan Asarpun pasti masih leluasa di lakukan Khoir. Khoir yang menuruti kata hatinya menghapus bekas cappuccino di bibir Asar dengan kecupan bibirnya.Terhipnotis  sesaat. Layaknya waktu terhenti,Asar tak bergerak sama sekali.
“ Plakkkkk……” tamparan keras melayang ke pipi Khoir.
“ Kenapa kamu merusak kepercayaanku? Aku sudah pernah ngomong kan jangan sekali – kali mengurangi sesuatu yang ada pada diriku….hiks hiks hiks…..” tangis Asar meledak.
“ Kamu yang apa-apan Sar,,,tolong kita pacaran kan, kamu nganggep aku pacar kamu kan? Aku pikir dengan mencium kamu , kita lebih bisa menyayangi…Kita bukan anak kecil lagi yang tak boleh melakukannya, ciuman ini tanda sayang ku sama kamu…apa kamu gak ngerti? Aku menahan sekian lama untuk bilang dan melakukan ini “ bantah Khoir.
“ Aku benci kamu…kita putus…” Asar memandang Khoir tanpa berkedip.
“ Kenapa….aku nggak ngerti sama kamu…apa karena aku mencium kamu kita putus? Itu aneh…namanya pacaran hal itu alasan yang tak masuk akal untuk putus” pembelaan Khoir.
“ Aku beda…aku bukan seperti mantan-mantan mu yang dulu, aku masih punya agama,kalau kamu emang sayang sama aku tak akan pernah melakukan itu dan kamu pasti menjagaku, tak membiarkan air mataku ini menetes tapi apa yang kamu lakukuan tak seperti yang ku harapkan selama ini….” Asar pun elangkah pergi menjauh dan pergi.
“ Asar tunggu….tunggu…kita tak bisa berakhir seperti ini…kasih aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku  ini….” mengejar Asar dan mendapatkan lengannya.
“ Tunggu mari kita bicara lagi…aku gak mau kehilangan kamu….”Khoir memegang erat tangan Asar.
“ Lepasin….aku bilang lepas tanganku….lepas….aku gak mau dengar apapun lagi dari kamu…” Asar berlari jauh meninggalkan Khoir. Dia mencari angkot pulang.
Sementara Khoir mengejar dengan sepeda motornya, dia mengendarainya dengan kecepatan tinggi tak memikirkan seberapa kecepatannya saat itu, hanya sampai rumah Asar sebelum didahului Asar.
Namun di sisi lain, Asar hanya bias menangis di angkot, dia berpikir ,“ Aku punya Islam, aku tak boleh melakukan apapun yang salah sebelum kita halal, aku gak mau, aku minta maaf ya Alloh..aku salah…hiks hiks hiks….” Khoir tak megerti aku bagaimana bisa dia bilang menyayangiku, dia hanya mempermainkanku selama ini jika dia tak tahu apa yang sudah ku katakan sejak awal. Aku menyesal.
“ Brakkkk…..”
Suara antara dua benda yang beradu…Apa itu?
 Semantara Asar yang tak bisa tidur setelah sampai di kamarnya, hanya ada derai tangis menyesali apa yang telah di lakukannya, yang tak bisa mengelak, kenapa? Asar hanya ingin mepersiapkan yang dia punya untuk suaminya kelak. Tak berselang beberapa lama, handphonenya bordering, ada panggilan masuk. Nomer tidak di kenal? Nomer baru, siapa ya?
“ Hallo…ini siapa ya?” sapa Asar.
“ Sar…cepet ke rumah sakit,terjadi sesuatu dengan Khoir, cepet ke sini…hiks hkis hiks…” suara di seberang sana terhenti menandakan panggilag terputus.
“ Hallo….haloo…apa maksudnya…halloo….” Asar tak enak hati.
Kemudian Asar melangkah memanggil angkot dan tak menghiraukan panggilan orang tuanya.Hingga akhirnya sampai di rumah sakit dengan terengah- engah. Menemui seseorang yang memanggilnya tadi beberapa saat
“ Ada apa?” tanya Asar dengan nada parau.
Teman Khoir itu pun hanya memberikan selembar kertas kecil.Dengan tangan gemetar Asar menerimanya dan membuka perlahan- lahan.
 Manis kekasihku,Asar….
Kita pasti sedang menikmati bintang berdua kala ini, memandang keindahannya dengan suasana romantis yang selalu ku bayangkan, aku sangat menyayangimu. Aku ingin sekali dalam hidupku memberikan rasa sayangku ini dengan kecupan kasih sayang walaupun aku tahu kamu tak akan mengizinkannya. Meskipun saat kamu tidur itu sudah cukup untuk membuatku merasa bahagia. Jika kamu bahagia aku pun bahagia. Maaf jika telah lancang. Aku sangat menyayangimu melebihi yang kamu kira…
Orang yang menyayangimu hingga tak tahu kapan bisa menghentikannya, Khoir.
Apa yang terjadi?....
“ Mana Khoir…kenapa aku di suruh ke rumah sakit? Kamu bersekongkol apa dengan Khoir, apa maksudnya ini?” Asar tak sabar melihat temannya Khoir itu menangis tersedu- sedu.
“ Apa-apaan sich….” Asar memaksanya untuk bicara.
“ Aku tak kuat mengatakannya, kamu bisa ke ruangan di belakangmu ! “ pinta temannya Khoir itu.
Langkah demi langkah, Asar menghampiri ruangan itu. Ada sesosok tubuh tinggi berbaring di atas tempat tidur berselimut kain putih, apa ini? Pelan-pelan Asar membuka penutupnya, dan terhenyak……..
“ Ah..a…Ha……kkkk…..Kho…iiiirrrrr…..apa ini? Kenapa? Apa yang terjadi? Kenapa seperti ini? Khoir …bangun, jangan main- main….jangan banyak berbohong…bangun….bangun…jika kamu tidak bangun kita benar- benar putus. Awas aku akan memukulmu,,,,bangun Khoir….aku bilang bangun….bangun…! BANGUNLAH….” Suasana tangis yang menghujam hati Asar.
Menyisakan tangis, memberikan duka dan meninggalkan sesal yang tak terhitung di hati Asar. Kisah yang panjang berakhir dalam hati yang lara, yang menjadi kenangan manis maupun pahit, tak bisa lagi terucapkan. Asar merasa dirinya bersalah namun dengan kata- kata Khoir di dalam suratnya, Asar kembali kuat.
“ Maafkan aku Khoir….aku juga sangat menyayangimu.”
Menjadi kenangan indah dari Kepanjenku, kisah selama SMA ku.
The End

Monday, July 11, 2016

hidrodinamika bab 4

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan
            Adapun perhitungan dari laporan praktikum hidrodinamika ada sebagai berikut :
            A). Pengkerutan (Shortening) adalah selisih antara panjang jarring yang sebenaranya dengan tali ris biasanya dan dinyatakan dalam persen adalah  selisih panjang jarring dan panjang tali ris dibagi dengan panjang jarring.
 


Rumus : S  × 100 %

Keterangan :
S = Shortening
L = Panjang Tali ris
I = Panjang Jaring Tegang
            Jadi diketahui shorteningnya 0,16 dan  panjang tali ris adalah 20 meter  dan panjang jarring tegang adalah 24 meter adalah sebagai berkut :
DiKetahui :     S = 0,16
                        I = 20 m
                        L = 24 m
Ditanya : S ?
Jawab              :  × 100 %
                    
                        =  16,666
           

B). Hanging adalah merupakan perbandingan antara panjang tali ris dengan panjang jarring dalam persen.
Formulanya :
 Ket :
H : Hanging Rate
I : Panjan Tali Ris
L : Panjang jarring tegang
            Jadi diketahui Hanging rate 0,83,tali ris 20 dan Panjang jarring tegang 3,5 adalah sebagai berikut :
Diketahui :      H : 0,83
                        I :20
                        L :3,5
Ditanya: H ?
Jawab :
  ×100 %
          = 571,42
            Jadi kedua formula diatas saling berhubungan antara shortening dan hanging ratio sehingga dapat dicari dengan rumus :
H + S = 100 %.
Dimana :
Diketahui :      H = 0,83                                 
S = 0,16
Jawab : H + S = 100 %
                        = 0,83 + 0,16
                        = 0,99 %.
4.2 Analisa Data
            Dari praktikum hidrodinamika di pelabuhan mayanyan diperoleh data sebagai berikut dimana data kapalnya adalah nama kapal KM.Jaya Sempurna dengan jenis kapal kayu mesin D.16 Fitzu dengan GT 22 dan jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap cantrang.
Data dari alat tangkap cantrang yang diperoleh adalah panjang alat tangkap 24 meter,panjang pelampung 18,lebar 6,tinggi 30,bentuk bulat,mesh size 2,5 inchi,bentuk benang PE, tanda simpul mati,Jumlah pelampung 16 buah,berat seluruhnya 20 gram,diameter benang 1,5,hanging ratio 0,83,shortening 0,16.
Kemudian data pemberat yang diperoleh adalah bahan timah,bentuk silinder,Panjang 2 cm tinggi 1,4 cm,diameter 15 cm,berat seluruhnya 30 gram. Setelah itu tali yang diperoleh panjang tali ris atas 20 m,panjang tali ris bawah 25 m,dan tali pelampung20 m,dan tali pemberat 25 m,dengan diameter pada tali ris atas 3,5 dan tali ris bawah 3,5 kemudian tali pelampung 5,5 dan tali pemberat 5,5.dan warna yang digunakan adalah warna biru kemudian bahannya adalah PE.
4.3 Pembahasan
            Adapun pembahasan dari praktikum hidrodinamika di pelabuhan mayanyan adalah sebagai berikut dimana di peroleh nilai shorteningnya adalah 16,666.dan nilai hanging rationya adalah 571,42.dan kemudian kesamaan dari shortening dan hanging rationya adalah 0,99 %.
Tehnik operasi penangkapan pada alat tangkap Cantrang terdiri dari dua bagian adalah sebagai berikut:
Ø  Setting (Penurunan Alat Tangkap)
·         Persiapan, Operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang. Setelah ditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap jarring
·         Setting, Sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan terlebih dahulu arah mata angin dan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal, sedang arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.
·         Untuk mendapatkan luas area sebesar mungkin maka dalam melakukan penebaran jaring dengan membentuk lingkaran dan jaring ditebar dari lambung kapal, dimulai dengan penurunan pelampung tanda yang berfungsi untuk memudahkan pengambilan tali selambar pada saat akan dilakukan hauling. Setelah pelampung tanda diturunkan kemudian tali salambar kanan diturunkan → sayap sebelah kanan → badan sebelah kanan → kantong → badan sebelah kiri → sayap sebelah kiri → salah satu ujung tali salambar kiri yang tidak terikat dengan sayap dililitkan pada gardan sebelah kiri. Pada saat melakukan setting kapal bergerak melingkar menuju pelampung tanda
Ø  Haulling (Penarikan Alat Tangkap)
·         Setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selam ± 10 menit untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada saat hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring. Penarikan alat tangkap dibantu dengan alat gardan sehingga akan lebih menghemat tenaga, selain itu keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kiri kapal lebih terjamin karena kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan bergerak saling mendekat dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam kantong jarring.
·         Setelah diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat mungkin dilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal → tali salambar sebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan sebelah kanan → mesin gardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong utama hingga kapal bergerak berlahan-lahan → jaring mulai ditarik → tali salambar digulung dengan baik saat setelah naik keatas kapal → sayap jaring naik keatas kapal → mesin gardan dimatikan → bagian jaring sebelah kiri dipindahkan kesebelah kanan kapal → jaring ditarik keatas kapal → badan jaring → kantong yang berisi hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan.


finished,dont again

H-2 Idul Fitri 2016
Memang ya penyesalan itu selalu di akhir.Hati ini sekarang benar-benar patah.Kedua kalinya tapi ini lebih parah.Karena aku yang terlalu jauh berekspektasi sehingga jika itu tidak terjadi akan sakit terasa.Tapi apa boleh buat sudah terjadi,kata orang sudah kepalang tanggung tidak bisa di putar kembali atau di perbaiki.Jalan satu-satunya hanya bisa menyongsong masa depan yang lebih baik.Memilah masa lalu yang patut di pertahankan dan memperbaiki segala hal buruk yang  telah di lakukan.Tidak bisa melupakan masa lalu,hanya bisa menyimpan tapi jangan dipikirkan setiap hari.Karena pikiran dan perjuangan masih ada yang lebih harus diutamakan,keluargamu.Tentu saja mereka yang ada selalu untukmu.Ibu,yang harus harus dan harus diutamakan.Masih ada bapak,adek-adek.Merekalah yang harus di berikan curahan tulus hatiku,sepenuh kasih saying.Bkan orang baru yang hanya berlalu lalang seperti ini.Bahwa dia yang telah membuatku melangkah mundur dan harus meilih jalan yang berbeda,yang dulunya ingin berangan-angan sejalan beriringan.Tapi Tuhan mungkin berkehendak lain,sehingga menyadarkanku akan kewajiban-kewajiban yang tetunda.Ada hikmah dari semua ini.Iya,belajar dan terus belajar untuk mendewasakan diri.Tapi sesal tak luput dari hati memang.Bahwa kenapa harus bertemu dengannya,menjalin hubungan yang kukira bakalan serius dan inilah seseorang terakhir yang aku butuhkan,yang akan menemaniku dan melepaskanku dari ancaman untk membuat hubungan yang baru,menceritakan kisa yang saa kepada orang lain lagi,orang baru lagi.Bahwa semua itu kurasa sekarang memang sudah tidak bisa lagi.Aku benar-benar menyesal menjalin hubungan lagi dengan orang lain yang di sebut pacaran ini,aku pasrah dengan jodoh,rezeki,maut.Pasti nanti akan menerima jatahnya.Untuk melupakan dia,sangat sulit dimana banyak hal yang telah dilewati bersama.Ingin sekali menghapus semua akunku yang berhubungan dengannya agar bisa lupa,tapi itu membuat semakin tidak dewasa.Jadi biarkanlah !
Tuhan pasti telah menyiapkan yang lebih baik,masih menata-nata,menyusun rencana yang akan indah pada waktunya.Tak perlu di tangisi,bahwa kamu tak pernah menangis sejadi-jadinya untuk orang tua,kenapa harus menangis untuk orang asing.Kau orang asing bagiku,yang tak aku tahu seperti apa sebenarnya.Sampai ini berakhir aku baik-baik saja.Aku sadar memang aku adalah wanita yang tak layak bersanding dengan orang seperti dia.Aku akan belajar untuk lebih baik,memperbaiki diri hingga Tuhan memberkan jodoh yang setara denganku.Kalau ingin yang baik jadilah yang baik.Tuhan memang menyadarkanku.Ketika umur masih tersisa agar bermanfaat untuk orang tua,keluarga dan lingkungan sekita.Aku ingin dedikasikan diri,bersosial dengan baik.Buat apa patah hati berlarut-larut.Move,go go go.Bergeraklah lagi dan lagi.Jalan masih panjang jika Tuhan meridhoi.Tidak usah gundah tidak perlu khawatir.Yang sudah ya sudah yang pergi biarlah pergi (song lalalalala…).Benar kata emak,”Jangan pacaran dulu,nanti ada waktunya”.
Cukuplah galau-galau selama ini.Sekrang sudah plong dan tak terbebani lagi dengan apa yang kurasakan.Karena sekarang jelas.Sudah tidak ada ikatan lagi memang tidak ada yang mengawali,memang tidak ada kata sambung jadi yang mengakhirinya pun terserah siapa ya walaupun sikapnya telah menunjukkan,jadi tak perlu ada kata putus cukup diam saja.Terima apa yang sudah ada dan nikmati hidup kita masing-masing.Have nice our life J
Aku sudah selesai.


hahahaha

24 April 2016.
Lengang.Hari sudah menjelang sore.Adzan ‘ashar sebentar lagi akan berkumandang tetapi matahari yang condong ke barat tak sedikitnya berkurang teriknya.Sepi.Semua sedang asyik menikmati mimpi-mimpi mereka.Terlelap dalam pangkuan ranjang yang nyaman.Hanya aku yang tersisa dalam geming angan.Memulai menggerakkan jemarinya di atas keyboard  leptop salah satu teman kontrakanku.Si putih (baca:leptopku) sendiri sedang sekarat tak berdaya untuk bangun sehingga aku membiarkannya.
Aku Yania yang telah lama meninggalkan kebiasaan menulisnya sejak entah tahun purbanya.Seingatku aku hanya menulis saat mengalami kejadian-kejadian tertentu,tetapi dulu hampir setiap malam jemariku menari-nari di atas keyboard.Entahlah malam-malam itu apa saja yang aku tulis.Aku masih ingat kejadian semalam dengan jelas yang membuatku membingkai kata-kata saat ini.Dengan mencurahkannya melalui tulisan dan doa aku merasa sedikit  lega.Barangkali juga dengan curhat dan berkisah dengan teman lama akan mengurangi kegelisahan hatiku.Tapi bagaimana aku harus bercerita?sahabat lamaku ada diseberang.Di kampus yang berbeda dengan setumpuk kesibukannya.Aku tak bisa mengganggunya.Aku hanya bisa berbagi dengannya ketika dia benar-benar dalam kondisi yang baik,tidak lelah dan yang pasti ada disampingku.Karena buatku berbagi kisah jika tanpa tatap muka itu tidak diindahkan,terasa berbeda dan aku sama dengannya.Ketika bertemu itulah waktu kita.Waktu bersama berbagi segalanya.Namanya Meme.
Aku di Malang kota lho
bajunya udah a?
mampir kontrakanku donk
Sms ku meluncur ke nomor yang bertuliskan Memeku.
Aku UTS say...
banyak tugas kelompok.
Minggu depan mungkin bisanya.
bajunya udah,maaf ya say...
kangen ya hihihihi ... :P :)
Begitu balasannya.Aku mendengus kesal.Ah dia sibuk.Kasihan.Pikiranku berbaik hati.Kembali menghamburkan tubuh letih ini di ranjangku.Kamar yang lengang,tak ada suara,tak ada sorot cahaya.Tirai kamar sempurna menutup celah masuknya cahaya.Kembali mengingat-ingat kejadian semalam.Boleh dibilang itu bukan kejadian yang spektakuler.Hanya saja itu membuatku berpikir banyak hal.Seperti itulah dia atau memang aku yang belum mengenalnya.Semalam dia datang.Tidak hanya menemuiku tapi juga menginginkan makan bersama denganku.Sayangnya aku sudah lebih dulu makan bersama dengan teman kontrakanku.Setelah kurang lebih satu bulan aku dan dia berkutat pada kehidupan masing-masing,aku di Malang dengan segala aktivitas ibu rumah tangga juga tugas akhirku di tingkat sarjana dan dia di Rembang entah dengan kesibukannya.Semalam di mulai dengan dering telepon itu.
“Aku di depan” Singkat,padat dan jelas.Aku hanya nyengir dan menjawab seadanya.
“Iya aku keluar” Dengan berbalut mukena setelah sholat maghrib aku menemuinya di luar.
Kemudian kita berjalan bersama untuk membeli sebungkus nasi goreng.Ia lapar dan aku menemaninya.Sampailah di kontrakanku.Aku memperhatikan wajahnya.Gurat yang kelelahan.Bagaimana tidak? Jum’at berangkat dari Rembang,sampai di Malang siang,istirahat sebentar,kemudian malamnya ada acara.Besoknya ada kegiatan Kartinian dan ia mendampingi siswa-siswi TK dan SD.Dari pagi hingga selesai beres-beres di sore hari.Ya dia.Dia yang tak kenal lelah.Dia yang banyak berjuang,memperjuangkanku terutama.Aku tahu.Hanya saja aku kurang mengapresiasinyadengan diam.Aku menghargainya dalam perasaanku.Entahlah.Yang jelas ia adalah seorang laki-laki yang kini dekat denganku.Namanya Anshori.Sepertiku juga,sebuah nama yang padat,singkat dan tidak bertele-tele.
Semalam adalah dia yang berbeda.Sosok yang dulu ku kenal entah hilang di telan apa.Dingin dan tak banyak berbicara.Sementara aku canggung dan malu ingin berbicang—bincang banyak dengannya.Seperti orang baru bagiku sekarang.Entahlah aku masih bingung mau menyampaikan bahasan kisah ataupun canda dari bibirku.Semua hanya tersangkut di tenggorokan.Tidak bersuara.Pita suara serasa enggan menghendakiku menyampaikannya.Sepanjang perjalanan membeli sebungkus nasi goreng tadi pun begitu.Diam tak banyak suara.Menyusuri jalan dengan pandangan masing-masing,sepi tidak ada kalimat yang berarti.Tak ada yang layak ingin diperbincangkan.Tapi dalam hatiku sebenarnya banyak yang ingin kusampaikan.Banyak yang ingin kuceritakan.Tapi semuanya enggan mau keluar melalui bibirku.
Tak seperti sebelum-sebelumnya yang sudah aku dan ia lalui.Bercanda tawa,berbagi cerita dan berbagi suka duka.Semalam tidak.Hanya satu-dua obrolan yang keluar.Aku tidak mengerti.Sebulan waktu yang bagiku cukup panjang untuk tidak bertemu dengannya.Hingga ku rasa hal itu merubah sikapnya kepadaku.Yang tadinya ramah,sekarang berubah bak es batu menghujam hatiku.Yang tadinya selalu memberikan cerita-ceritanya tak lagi ku dengar semalam.Entahlah hanya hal itu yang ku rasa.Aku tidak pernah mengerti apa yang dalam hati dan pikirannya.Sampai akhirnya waktu menunjukkan jam delapan malam.Ia bersiap untuk pulang ingin menjenguk temannya yang kurang enak badan.Ia kelelahan dan esok pagi-pagi masih harus melakukan perjalanan kembali ke Rembang.Aku sangat ingin berterima kasih karena mengunjungiku.Menyempatkan datang menengokku di antara jadwal-jadwal padatnya.Meluangkan waktunya yang beberapa jam untuk tahu seperti apa kabarku.Aku sungguh ingin berterima kasih dan ingin sekali mengatakannya.Tapi ku urungkan.Bibir terasa terkunci dan tidak mau menuruti hati.Setelah lama tak berjumpa itukah yang membuatku seperti itu aku juga tidak mengerti ataukah sikap dinginnya padaku.
Dia keluar melewati pintu yang tingginya hanya berjarak satu jengkal dari tinggi badannya.Aku sangat berharap dia melakukannya,seperti malam-malam sebelumnya.Dia akan mengatakan hal yang sama sebelum kita berpisah.Setelah berucap salam seperti biasa aku menjawabnya dan berpesan untuk berhati-hati di perjalanan pulang.Dan pastinya setelah ini aku akan mendengar tiga kata darinya.Tapi semalam tidak.Harapanku musnah sudah.Ada sesuatu yang teriris di dalam hati.Ada sesuatu yang mengganjal dalam tenggorokanku.Aku hanya menelan ludah.Aku hanya bisa membiarkan bulir—bulir itu jatuh setelah punggungnya hilang dari pandanganku.Aku terdiam.Aku tergugu.Entahlah malam itu menjadi malam yang panjang,malam yang sering ku resahkan dua,tiga malam ataupun lebih seperti sebelumnya.Tapi ini lebih dari itu.Aku terjaga hingga tengah malam dan baru bisa tertidur setelahnya.Tak bertahan lama dalam tidurku seperti ada yang membisikkan untuk menyuruhku bangun.Seperti biasanya sholat di sepertiga malam-Mu dan mengadu keluh kesahku.Hanya dengan-Nya aku tumpahkan rasa cinta yang ada di dalam hati,ku serahkan semua gundah gulanaku kepada-Nya sang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.Aku pun sedikit merasa lega.Lelapku pun kembali hingga subuh menghampiri.
Pagi itu ku pastikan dia telah berangkat,mengendarai si Merahnya (baca :sepeda motor) entah sampai beberapa jam.
Kamu nggak secengeng dan serapuh ini.
Aku tahu kamu kuat dan katamu kamu cuek.
Kemana kamu?
Beberapa chatnya yang tersangkut di handphoneku.Lalu aku ingin menjawab ragu,tetapi dalam benakku sudah tertuliskan.
Dan juga kamu kemana?
Seseorang yang ku kenal sebelumnya
Sama saja kamu mengusirku
Apakah kamu meminta hatimu kembali?
Kalaupun aku pergi itu tak akan merubah apapun.
Aku sudah tak kuat lagi.Mungkin ini pertama kalinya aku mengalami hubungan jarak jauh.Aku takut.Ketakutanku pada hati yang ia titipkan,pada hatiku dan perasaanku sendiri.Aku takut di beri amanah seperti ini sementara ia jauh dariku.Aku takut pada ketakutanku sendiri.Aku mencoba memahami keinginannya untuk mengurangi komunikasi yang terlalu intens.Aku tahu alasannya sangat jelas.Aku berusaha mengerti semua itu.Aku juga berpikiran positif jika ia lakukan itu ada alasannya.Dan alasannya pasti baik tapi hatiku selalu gelisah.Bagaimana tidak?Hubungan ini terasa menggantung tidak jelas arahnya.Tiada kejelasan.Setidaknya kata-kata yang aku perlukan untuk meyakinkanku sudah cukup apalagi dengan sikap yang seperti semula itu lebih dari cukup untuk membuatku yakin bahwa kamulah orang yang benar-benar ingin menyandingku.Kamulah yang tepat bagiku.Kamu lah orang yang akan membimbingku dan menjalani kehidupan indah dengan janji-janji yang telah terpatri dahulu.Kamu lah yang akan meridhoiku menuju jalan-Nya.Tapi kalimat yang ku tunggu tak kunjung datang.Tetapi sikap mu sangat dingin terhadapku.Sungguh aku tak kuasa.h\Hati wanita ini lembut,kapan saja bisa tergores.Bayangkan saja sesuatu yang lembut itu di hantam gelombang yang besar,dihujam dengan pedang yang tajam dan semua itu aku rasakan.
Aku ingin menjaga jarak dengan semua.Semua
Apalagi cinta yang melebihi cinta kepada Nya itu tak diperbolehkan.
Masalahnya aku terlalu mencintaimu.Aku mengikatkan diriku padamu.
Aku tahu alasan itu yang membuatnya mungkin seperti ini.Tapi kadang hatiku masih belum bisa menerimanya.Aku tahu.Kau adalah milik-Nya,miliknya bukan milikku.Dia bukan barang yang bisa dimiliki.Aku pun tidak berani mengatakan apa-apa lagi,pesan yang terhantar ke ponselku hanya bisa ku baca atau terkadang ku biarkan saja.Takut jika itu kata yang menyinggung membuat hatiku sakit lagi dan takut terlalu berharap yang membuat hatiku terlalu bahagia.Aku takut itu yang akan terus terjadi.Jadi biarkanlah saja.Seperti yang pernah sempat ku baca dalam sebuah novel.Jatuh cinta itu INDAH.Bukan masalah harus memiliki.Jika setelahnya ada rasa kecewa,marah,benci,sedih dan penyesalan.Maka ia belum tahu apa artinya JATUH CINTA.
Entahlah dalam hatiku tidak tenang.Dan ingin sekali pergi berlabuh jauh ke depan.Menyongsong waktu dengan caraku.Dengan kesibukanku,ku tutup dengan semua impian besarku.Aku tak bisa menerima ketidakjelasan hubungan ini.Hubungan yang tak pernah ada kesepakatan kapan dimulainya dan seperti yang sudah-sudah tidak perlu ada kata perpisahan untuk mengakhirinya.Dia juga pernah mengatakannya.Soal hadiah yang aku sengaja berikan tapi belum bisa tersampaikan,dia dengan datarnya tak pernah menghargainya.Tak pernah tahu jerih payah membuatnya.Mungkin baginya tidak berharga.Tidak ada gunanya.Padahal disana ada kepingan perasaanku.Ada curahan hatiku,entahlah.Aku akan menyingkatnya.Hatiku telah sesak,hatiku sudah sakit dan saatnya melangkah.Sudah pernah kurasakan sebelumnya penyakit cinta.Sudah pernah ku lalui pedihnya dan aku bisa.Kenapa ini tidak.Aku mengenangnya dalam bingkaiku,dengannya aku pernah jatuh cinta.Dengannya aku sering melakukan kesalahan.Mencoba semuanya.Melakukan banyak hal yang tak terlukis lagi dengan kata-kata pujangga.
Aku memutuskan untuk pergi.Mengambil kesimpulan sendiri dengan menjalani kehidupanku.Masih ada angan dan impian besar yang selalu aku pegang dan tancapkan dalam hati.Masih ada masa depan di seberang sana.Kapalku harus berlabuh sejauh mata memandang.Kapal yang ku kemudikan ini sudah ku pasrahkan semua kepada-Nya.Hingga tangan Nya menerimaku dalam pelukan-Nya,dalam balutan rahim-Nya dan pasti ada puing yang tersisa untukku tentang jodoh,maut dan rezeki dari-Nya.Aku yakin itu.
Jika dia jodohku maka dekatkanlah.Jika ia bukan jodoh yang kau pilihkan untukku maka jauhkanlah.Berikan yang terbaik bagi hamba.Cerminanku dalam kehidupan di masa depan dan yang bersedia membimbingku menuju jalan-Mu.
Salah satu do’aku di setiap sepertiga malam-Mu.Dia akan memilihkan jalan terbaik untuk hambanya ini.Tapi aku selalu yakin dialah orangnya.Anshori.Aku tak bisa memungkirinya.

*End*